Monday 10 December 2012

Pola Asuh ( Pemberian ASI dan Usia Penyapihan) dan Pola Perawatan Kesehatan pada Suku TOLAKI

1.  Pola Asuh Makanan pada Suku Tolaki
·      Pemberian Kolostrum
                    Masyarakat suku tolaki mempercayai dan menganggap bahwa kolostrum adalah ASI basi, menjijikkan, kotor, dan akan menyebabkan penyakit kepada bayi bila bayi meminumnya. Dengan pemikiran seperti itu ibu-ibu membuang kolostrum dan tidak meminumkannya kepada bayi mereka.
                    Seiring perkembangan dan kemajuan teknologi diketahui bahwa kolostrum memiliki manfaat yang sangat baik untuk bayi, yaitu
o  Mengandung zat kekebalan terutama IgA (Immunoglobullin) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi selaput paru-paru, usus, tenggorokan, juga untuk menambal lubang pada usus bayi yang belum terbentuk sepurna sehingga dapat mencegah diare.
o  Mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
o  Mengandung factor pertumbuhan yang membantu kematangan saluran pencernaan bayi untuk berfungsi efektif, sehinggan kuman dan zat alergi sulit masuk ke tubuh bayi.
o  Mengandung beberapa zat dalam jumlah yang tinggi seperti natrium, kalium, dan kolestrol. Kombinasi zat-zat ini ampuh untuk perkembangan jantung, otak serta sistem syaraf pusat bayi.
Sebagian ibu-ibu suku tolaki mulai paham dan tidak membuang lagi kolostrumnya, namun bagi yang belum mengetahui dan masih mempercayai hal negative dari pemberian kolostrum masih saja membuang kolostrum tersebut.

·      Pemberian ASI
                    Masyarakat suku tolaki dalam pemberian ASI kepada bayi dimulai dari pertama saat si bayi lahir hingga si ibu merasa cukup untuk memberikan anaknya ASI biasanya hingga saat si anak berusia 2 tahun. Pemberhentian pemberian ASI tergantung dari keadaan si ibu dan anak serta ketika si ibu merasa cukup dalam memberikan ASI.

·      Umur Penyapihan
                    Umur penyapihan atau umur disaat pemberhentian pemberian ASI secara perlahan-lahan juga tergantung dari keadaan si ibu dan anak. Namun, biasanya dilakukan saat umur si bayi berusia 9 bulan - 2 tahun.
                    Biasanya dalam masa penyapihan si ibu mengoleskan kopi pada payudaranya untuk menakut-nakuti si bayi agar tidak lagi menetek. Atau si ibu mengoleskan tanaman obat bertowali yang orang tolaki disebut “paipaita”, batang tanaman itu dioleskan untuk memberikan rasa pahit sehingga si bayi merasa perubahan rasa pada ASI dan berhenti meminum ASI.

·      Umur Pemberian Makanan Pendamping ASI
                    Pemberian makanan pendamping ASI biasanya mulai diberikan ketika si bayi berusia 5-6 bulan. Pada suku tolaki si bayi diberikan bubur atau pisang yang dilumerkan terlebih dahulu sebagai makanan pendamping ASI. Pendamping atau bahkan pengganti ASI biasanya adalah air beras/nasi yang lagi dimasak lalu airnya digunakan sebagai ASI.

·      Tahapan Pemberian Makanan
                    Pertama bayi hanya diberikan ASI atau pengganti ASI. Kemudian sekitar 5-6 bulan bayi diberikan bubur dan juga diselingi pemberian buah-buahan seperti pisang. Umur 1 tahun si anak sudah dapat memakan nasi lembek.

2.  Pola Asuh Perawatan Kesehatan
·      Cara Pengobatan berdasarkan Suku Tolaki
                    Jika si bayi mengalami rasa sakit pada umumnya orang tua mencari orang pintar untuk mengobati si bayi biasanya dengan cara membaca-bacakan dan meniup-niupkan air yang akan diminum oleh si bayi dan air tersebut dioleskan ke bagian tubuh bayi yang sakit.
                    Sebagian orang juga mengobati anaknya dengan menggunakan tanaman obat, seperti :
o  Demam                          :     orang tua biasanya menempelkan daun sirih atau daun jarak atau daun dama-dama di jidat maupun bagian belakang tubuh si anak.
o  Batuk dan Flu               :     daun paria akan diremas dengan air minum, lalu setengah sendok airnya diminumkan kepada si anak.
o  Sarampa                        :     daun paria diremas di dalam air mandi si anak.
o  Hilang nafsu makan   :     temulawak diparut, air dari hasil parutan halus temulawak diminumkan ke anak.

·      Cara Pemeliharaan Kesehatan serta Anjuran dan Pantangan Makanan pada Etnik Suku Tolaki
o  Pada Bayi
Anjuran :
§ Bayi harus dimandikan dengan air hangat.

Pantangan :
§ Makanan bersantan, mengandung minyak atau makanan yang ditumis, mangga, jeruk, nanas, nangka, dan buah-buahan selain pisang adalah makanan yang pantang atau tabu bagi bayi untuk dikonsumsi. Ini dikarenakan ada kepercayaan jika bayi memakan makanan tersebut akan menyebabkan sakit perut, diare, dan muntah-muntah.

o  Pada Ibu
Anjuran :          
§ Untuk menambah ASI ibu dianjurkan memakan sayur bening seperti daun kacang, daun kelor dan papaya muda, daun melinjo.
§ Ibu diwajibkan mandi air hangat/ mengkompres perut dengan botol yang diisi dengan air panas karena dengan mandi air hangat dapat mengobati luka dalam pasca melahirkan.
§ Ibu diwajibkan mengenakan gurita diperut karena gurita dapat mengembalikan bentuk tubuh yang melar pasca melahirkan.
§ Jika ibu duduk atau tidur harus meluruskan kakinya. Agar urat-urat tidak kendur.
§ Ibu diwajibkan kencing diatas bara api. Agar luka di vagina pasca melahirkan cepat sembuh.
               
Pantangan :
§ Ibu dilarang makan terong. Karena terong dapat membuat tubuh si ibu dan bayi menjadi gatal.
§ Ibu nifas tidak boleh makan makanan yang pedas karena makanan pedas bila dikonsumsi ibu dapat menyebabkan ASI menjadi pedas dan luka akibat persalinan akan bertambah perih.
§ Sebelum 40 hari setelah persalinan ibu tidak boleh makan yang asin-asin, asam dan kecut.

                   
TUGAS

EKOLOGI PANGAN DAN GIZI






OLEH :

DINA AMALIA ZAINUDDIN
F1D2 11 004
KESMAS REGULER A

UNIVERSITAS HALUOLEO

0 komentar:

Post a Comment

 

Lady Nang World's Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template