Monday 11 February 2013

Makalah Analisis Kependudukan



KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayahNya, saya dapatmenyelesaikan tugas makalah mata kuliah Psikologi Kependudukan yang berjudul ‘MIGRASI´.Tugas ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada para pembaca. Dengan rasahormat, saya mengucapkan terima kasih kepada :1. Bapak Dr. Achmad Husen, M.Pd, sebagai dosen pengampu mata Psikologi Kependudukan2.
Teman ± teman program studi PKLH Pasca Sarjana UNJ.Dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penyusun satu persatu, yang telahmembantu dan mendukung saya dalam melaksanakan pembuatan tugas ini.Tugas ini tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak dalamketerkaitannya dengan perbaikan dari isi tugas ini sangat saya harapkan dan diucapkan terimakasih.Jakarta, Maret 2011.Penyusun


BAB  I
PENDAHULUAN
Indonesia
adalah negara
berkembang yang memiliki jumlah dan pertumbuhan

penduduk yang tinggi,dimana sesuai hasil sensus penduduk Indonesia 2010 ( SP 2010) yang dilakukan BPS pada tanggal 1 Mei ± 15 Juni2010, dan diumumkan oleh presiden SBY pada pidato kenegaraan presiden RI tanggal 16 Agustus 2010 disidangparipurna DPR, penduduk Indonesia berjumlah 237.556.363 orang yang terdiri dari 119.507.580 laki ± laki dan118.048.783 orang perempuan, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun. Jumlah penduduk yangbesar ini menempati wilayah daratan dengan luas 1.8 juta km² yang merupakan wilayah kepulauan denganperbedaan sentra ± sentra ekonomi antara satu pulau dengan pulau yang lainnya agak mencolok. Hal inilah yangmenyebabkan penyebaran penduduknya tidak merata, ada pulau yang sangat padat penduduknya, namun dilainpihak ada pulau yang sangat jarang penduduknya dengan persentase penyebaran ditiap wilayah yaitu . p.Jawa 58%, P. Sumatera 20%, P. Sulawesi 7%, P. Kalimantan 6%, P. Bali dan Nusa Tenggara 6%, Papua dan Maluku 3%.
Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah tiga provinsi dengan urutan teratas yang berpenduduk terbanyak, yaitu masing-masing berjumlah 43.021.826 orang, 37.476.011 orang,dan 32.380.687 orang. Sedangkan Provinsi Sumatera Utara merupakan wilayah yang terbanyak  penduduknya di luar Pulau Jawa, yaitu sebanyak 12.985.075 orang. Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Indonesia adalah sebesar 124 orang per km². Provinsi yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Provinsi DKI Jakarta, yaitu sebesar 14.440 orang per km². Provinsi yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 8 orang per km².
Hal inilah yang menyebabkan masalah bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan pembangunan dariberbagai aspek. Tidak meratanya penyebaran penduduk ini dipengaruhi oleh aspek ± aspek kependudukan sepertikelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi).Migrasi adalah salah satu aspek kependudukan yang dapat meningkatkan jumlah penduduk, apabila jumlahpenduduk yang masuk ke suatu daerah lebih banyak daripada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayahtersebut. perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui bataspolitik/Negara ataupun batas administratif/batas bagian dalam suatu Negara.
Tjiptoherijanto (2000) menyatakan bahwa migrasi penduduk merupakan kejadian yang mudah dijelaskan dantampak nyata dalam kehidupan sehari-hari, namun pada prakteknya sangat sulit untuk mengukur dan menentukan ukuranbagi migrasi itu sendiri. Hal itu disebabkan karena hubungan antara migrasi dan proses pembangunan yang terjadi dalam suatu negara/daerah saling mengkait. Umumnya migrasi penduduk mengarah pada wilayah yang ³subur´ pembangunanekonominya, karena faktor ekonomi sangat kental mempengaruhi orang untuk pindah. Hal ini dipertegas lagi oleh TommyFirman (1994), bahwa migrasi sebenarnya merupakan suatu reaksi atas kesempatan ekonomi pada suatu wilayah. Polamigrasi di negara-negara yang telah berkembang biasanya sangat rumit (kompleks) menggambarkan kesempatanekonomi yang lebih seimbang dan saling ketergantungan antar wilayah di dalamnya. Sebaliknya di negara-negaraberkembang biasanya pola migrasi menunjukkan suatu polarisasi, yaitu pemusatan arus migrasi ke daerah-daerahtertentu saja, khususnya kota-kota besar. Migrasi ini juga merefleksikan keseimbangan penyebaran sumber daya manusiadari suatu wilayah ke wilayah lainnya.Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusipenduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi penduduk untuk melakukan migrasi,kelancaran sarana transportasi antar wilayah, dan pembangunan wilayah dalam kaitannya dengan desentralisasipembangunan.
Menurut sensus penduduk tahun 1990, ternyata dari seluruh propinsi di Indonesia, tidak satupun yangtidak mengalami migrasi penduduk, baik migrasi masuk maupun migrasi keluar.
Di Indonesia dengan alasan pemerataan penyebaran penduduk dan peningkatan pembangunan daerah sertapeningkatan kualitas hidup penduduk maka
migrasi ini disusun dalam suatu kegiatan yang terprogram danterencana yang dinamakan transmigrasi.
Jabbar dan Rofiq Ahmad (1993) menguraikan tentang transmigrasi sejak dari zaman kolonisasi sampai dengantransmigrasi yang berorientasi ekonomi. Pada zaman penjajahan Belanda, daerah pengalihan penduduk dari Jawa ialah diPulau Sumatera. Tempat yang pertama kali menjadi daerah tujuan transmigrasi yaitu di sekitar Metro, Lampung. Setelahmengalami perkembangan, saat ini terus diseimbangkan kepadatan penduduk Indonesia di setiap pulau. Oleh karena itudisamping Pulau Sumatera, Pulau lain seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua juga diprogramkan untuk menerimatransmigran dari Pulau Jawa. Diluar program transmigrasi, kepadatan penduduk yang memusat di Pulau Jawadikarenakan oleh migrasi penduduk yang tidak terkendali dan menuju ke Pulau Jawa. Dapat dimaklumi mengapa PulauJawa sebagai pulau yang menjadi daerah tujuan utama migran dari pulau-pulau yang lain karena pulau ini merupakantempat pusat perekonomian, pusat pemerintahan, pusat pendidikan dan pusat kegiatan-kegiatan sosial ekonomi lainnya,sehingga penduduk dari pulau-pulau diluar Jawa ingin menetap (tinggal) di Pulau Jawa.Mencermati berbagai kajian dan penelitian tentang migrasi, termasuk migrasi internasional, salah satu kesan yangmenonjol adalah kentalnya fokus pada event yang teramati dan terukur. Maksudnya, kajian migrasi terlalu banyakmengaitkan variabel yang teramati (
observable
), khususnya variabel-variabel sosial ekonomi, untuk menjelaskanberbagai hal yang terkait dengan migrasi, yang memang diyakini memiliki dimensi yang kompleks. Akhir-akhir ini adakekhawatiran bahwa kecenderungan ini akan menyebabkan pendangkalan sekaligus penciutan kajian migrasi meskipundiupayakan untuk melebarkan konteksnya. Dalam kajian migrasi internasional, misalnya, permasalahan sering hanyaterfokus pada kaitan antara besarnya ketersediaan tenaga kerja dan peluang kerja di luar negeri. Atau, besarnya dayadorong dan daya tarik sebagai penyebab arus migrasi merupakan penjelas paling tepat dalam menganalisis prosesmigrasi. Dengan kata lain, orang pergi migrasi ke luar negeri terbatas sebagai respons terhadap stimulus yang ada


Pandangan ini tidak keliru, tetapi dapat menjebaknya ke dalam
cognitive drones
, hal ini disebabkan karenamanusia tidak dipandang sebagai makhluk yang memiliki latar belakang sosial dan budaya dan tidak hidup dalam kontekswaktu dan tempat tertentu. Migran kurang diperhatikan sebagai individu dan anggota kelompok social, akibatnya m
igransering harus menanggung beban dan menjadi korban atas proses itu, meskipun mereka jugamenikmati hasilnya.
Gejala diatas juga diyakini menyebabkan terpisahnya penelitian migrasi dengan perkembangan teori-teori sosial,padahal migrasi sebagai salah satu gejala sosial yang sangat tua tidak mungkin terlepas dari perkembangan sosial, politik,dan ekonomi pada umumnya (lihat Robinson & Carey, 2000).Permasalahan ini bukan hanya permasalahan konseptual, tetapi juga permasalahan pendekatan. Barangkalikajian-kajian yang ada terlalu banyak mengandalkan pada, seperti yang dikemukakan Giddens (dalam Goss &Linquist,1995), diskursif yaitu segala sesuatu yang dikatakan, yaitu data-data yang dikumpulkan dari para migran seperti padapenelitian survei. Sebaliknya, pendekatan praktikal, tepatnya disebut Giddens sebagai kesadaran praktikal, yaitu sesuatuyang tidak dapat dikatakan atau diartikulasikan secara verbal, tetapi menjadi bagian penting dari pemikiran orang yangbersangkutan, kurang diperhatikan. Hal ini terkait dengan pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitianmigrasi. Sejauh ini perspektif yang digunakan untuk mengkaji migrasi cenderung berangkat dari salah satu atau keduaperspektif besar yang sudah mapan, yaitu strukturalis dan fungsionalis. Giddens mengusulkan alternatif lain yangdisebutnya sebagai perspektif strukturasionis. Dalam perspektif ini
duality of

structure menjadi bagian penting,agen dan struktur berinteraksi timbal balik, yang
struktur itu direproduksi oleh agen dan agendipengaruhi oleh norma dan harapan masyarakat.Bertolak dari permasalahan diatas, maka sangat penting pengkajian tentang migrasi dandampaknya bagi pengembangan pembangunan di Indonesia serta alternative pemecahannyasebagaimana yang akan diuraikan pada pembahasan selanjutnya.







B
A
B.
IIPEM
B
AHASAN
2
.1.
Definisi Migrasi
Istilah umum bagi gerak penduduk dalam demografi adalah population mobility atau secara lebihKhusus territorial mobility yang biasanya mengandung makna gerak
spasial, fisik dan geografis(Shryllock dan Siegel, 1973 dalam Rusli,1996: 136). Kedalamnya termasuk baik dimensi gerakpenduduk permanen maupun dimensi non- permanen. Migrasi merupakan dimensi gerak pendudukpermanen, sedangkan dimensi gerak penduduk non-permanen terdiri dari sirkulasi dan komunikasi(Rusli,1996: 136).Definisi lain, migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lainmelampaui batas politik/negara ataupun batas administrasi/batas bagian dalam suatu negara (Munir, 2000: 116). Dengankata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain
Migrasi sukar diukur karena migrasi dapat didefenisikan dengan berbagai cara dan merupakan suatu peristiwayang mungkin berulang beberapa kali sepanjang hidupnya. Hampir semua definisi menggunakan kriteria waktu dan ruang,sehingga perpindahan yang termasuk dalam proses migrasi setidak-tidaknya dianggap semi permanen dan melintasibatas-batas geografis tertentu. (Young,1984: 94).Untuk Indonesia sendiri, analis migrasi hanya dapat menggunakan data hasil sensus penduduk yang dilakukan 10tahun sekali dan data sampel hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), yang dilakukan di tengah-tengah antar duasensus. Oleh karena itu, analisis migrasi masih sangat kurang dilakukan orang, mengingat data pendukung analisis inisangat kurang sekali, kecuali jika program pendataan model registrasi penduduk telah dilakukan oleh suatu negaradengan baik.
Menurut Rozy Munir dalam buku Dasar-Dasar Demografi, migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke temapat lain melampaui batas politik ataunegara atau batas administrative atau batas bagian dalam suatu negara. Migrasi sering diartikansebagai ke daerah lain. Ada 2 dimensi penting yang perlu ditinjau dalam penelaahan migrasi,yaitu dimensi waktu dan dimensi daerah. Untuk dimensi waktu, ukuran yang pasti tidak adakarena sulit untuk menentukan berapa lama seseorang pindah tempat tinggal untuk dapatdianggap sebagai seorang migran, tetapi biasanya digunakan definisi yang ditentukan dalamsensus penduduk. Untuk dimensi daerah secara garis besarnya dibedakan perpindahan antar negara yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain yang disebut migrasiinternasional dan perpindahan penduduk yang terjadi dalam satu negara misalnya antar propinsi,kota atau kesatuan administratif lainnya yang dikenal dengan migrasi intern. Perpindahanlokal yaitu perpindahan dari satu alamt ke alamat lain atau dari satu kota ke kota lain tapi masihdalam batas bagian dalam suatu negara misalnya dalam satu propinsi.Dalam arti luas, definisi tentang migrasi adalah tempat tinggal mobilitas penduduk secara geografis yang meliputi semua gerakan (
movement
)
penduduk yang melintasi bataswilayah tertentu dalam periode tertentu pula (Mantra, 1980: 20
)
.Definisi migran menurutPerserikatan Bangsa-Bangsa :
´a migrant is a person who changes his place of residence fromone political or aadministrative area to another.´
pengertian ini dikaitkan dengan pindahtempat tinggal secara permanen sebab selain itu dikenal pula
´mover´
yaitu orang yang pindahdari satu alamat ke alamat lain dan dari satu rumah ke rumah lain dalam batas satu daerahkesatuan politik atau administratif, misalnya pindah dalam satu Propinsi.
2
.
2
.
Jenis-Jenis Migrasi



Jenis migrasi adalah pengelompokan migrasi berdasarkan dua dimensi penting dalam analisis migrasi, yaitudimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu. Dalam konteks ruang terdapat dua jenis migrasi yaitu migrasiinternasional dan mograsi internal. Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.Migrasi internasional merupakan jenis migrasi yang memuat dimensi ruang. Migrasi internal adalah perpindahan pendudukyang terjadi dalam satu negara, misalnya antarpropinsi, antarkota/kabupaten, migrasi dari wilayah perdesaan ke wilayahperkotaan atau satuan administratif lainnya yang lebih rendah daripada tingkat kabupaten/kota, seperti kecamatan dankelurahan/desa. Migrasi internal merupakan jenis migrasi yang memuat dimensi ruang.Selain itu migrasi dapat dibedakan berdasarkan dimensi waktunya. Migran menurut dimensi waktu adalah orangyang berpindah ke tempat lain dengan tujuan untuk menetap dalam waktu enam bulan atau lebih.
Sementara itumenurut versi BPS, ada tiga kriteria migran: seumur hidup, risen, dan total(dikutip dari http://demografi.bps.go.id/versi1). Migran seumur hidup (life time
migrant) adalah orangyang tempat tinggalnya pada saat pengumpulan data berbeda
recent migranttotal migrant Kriteriamigrasi yang digunakan dalam makalah ini adala migrasi risen (recent
migration), karena lebihmencerminkan dinamika spasial penduduk antardaerah
life time migrationreturn migrationSelain dari jenis-jenis migrasi tersebut di atas, terdapat beberapa istilah lain untuk jenis migrasi, yaitu:1. Migrasi masuk (In Migration): Masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination)2. Migrasi Keluar (Out Migration): Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin)3. Migrasi Neto (Net Migration): Merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasikeluar Apabila migrasi yang masuk lebih besar dari pada migrasi keluar maka disebutmigrasi neto positif sedangkan jika migrasi keluar lebih besar dari pada migrasi masukdisebut migrasi neto negatif.
4
Migrasi bruto (gross migration
)
adalah jumlah migrasi masuk dan keluar.5 .Risen (recent migration
)
adalah migrasi yang melewati batas propinsi dalam kurunwaktu tertentu sebelum pencacahan, misalnya 5 tahun sebelum sensus atau survey.Jumlah migrasi masuk risen ke suatu propinsi adalah banyaknya penduduk suatu propinsiyang lima tahun sebelumnya bertempat tinggal di luar propinsi tersebut.Jumlah migrankeluar risen dari suatu propinsi adalah jumlah penduduk yang saat pencacahan tinggal di propinsi lain dan lima tahun sebelumnya tinggal di propinsi tersebut. Atau dengan katalain bila tempat tinggal waktu survei berbeda dengan tempat tinggal lima tahun sebelumsurvei.

6. Migrasi total (total migration
)
adalah migrasi antar propinsi tanpa memperhatikan kapan perpindahannya, sehingga propinsi tempat tinggal sebelumnya berbeda dengan propinsitempat tinggal saat pencacahan. Ada 2 jenis migrasi total : migrasi semasa hidup (lifetime migration
)
dan migrasi pulang (return migration
)
.7. Migrasi Internasional
(I
nternational Migration), m
erupakan perpindahan penduduk darisuatu negara ke negara lain. Migrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatunegara disebut imigrasi
(
immigration)
sedangkan sebaliknya jika migrasi itu merupakankeluarnya penduduk dari suatu negara disebut emigrasi
(
emigration)
8. Migrasi Internal
(I
ntern Migration), y
aitu perpindahan yang terjadi dalam satu negara,misalnya antarpropinsi, antar kota/kabupaten, migrasi perdesaan keperkotaan atau satuanadministratif lainnya yang lebih rendah daripada tingkat kabupaten, seperti kecamatan,kelurahan dan seterusnya. Jenis migrasi yang terjadi antar unit administratifselama masihdalam satu negara. (migrasi sirkuler dan migrasi commuter
)
.

9. Migrasi sirkuler ( Sirkuler Migration
)
, yaitu migrasi yang terjadi jika seseorang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap di tempat tujuan, mungkin hanyamendekati tempat pekerjaan. Mobilitas penduduk sirkuler dapat didefinisikan sebagaigerak penduduk yang melintas batas administrasi suatu daerah menuju ke daerah laindalam jangka waktu kurang enam bulan.10. Migrasi Ulang-Alik
(C
ommuter), y
aitu orang yang setiap hari meninggalkan tempattinggalnya pergi ke kota lain untuk bekerja atau berdagang dan sebagainya tetapi pulang pada sore harinya.11. Migrasi semasa hidup (life time migration
)
, yaitu migrasi yang bedasarkan tempatkelahiran. Migrasi semasa hidup adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan tempat kelahirannya.12. Migrasi parsial (partial migration
)
, yaitu jumlah migrasi ke suatu daerah dari satudaerah asal, atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan. Migrasi itu merupakan ukurandari arus migrasi antara dua daerah asal dan tujuan.13. Urbanisasi
(U
rbanization), y
aitu bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam didaerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan atauakibat dari perluasan daerah kota
14. Transmigrasi ( transmigration
)
, yaitu pemidahan dan kepindahan penduduk dari suatudaerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan Negara atau karena alasan yang dipandang perlu oleh Pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang ± undang .Transmigrasi diatur dengan Undang ± Undang No. 3 Tahun 1972. Transmigrasi yangdiselenggarakan dan diatur oleh pemerintah disebut transmigrasi umum, sedangkantransmigrasi yang biaya perjalanannya dibiayai sendiri tetapi ditampung dan diatur oleh pemerintah disebut transmigrasi spontan dan transmigrasi Swakarsa.Mengingat bahwa skala penelitian itu bervariasi antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain, sulit bagi peneliti mobilitas penduduk untuk menggunakan batas wilayah danwaktu yang baik (
standart
)
. Kalau dilihat dari ada atau tidaknya niatan untuk menetap di daerahtujuan, mobilitas penduduk dapat pula dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas penduduk permanendan mobilitas penduduk non permanen. Jadi, migrasi adalah gerak penduduk yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayah lain dengan ada niatan untuk menetap di daerah tujuan.Sebaliknya mobilitas penduduk non permanen ialah gerak penduduk dari satu wilayah kewilayah lain dengan tidak ada niatan untuk menetap di daerah tujuan.Apabila seseorang menujuke daerah lain dan sejak semula sudah bermaksud tidak menetap di daerah tujuan, orang tersebutdigolongkan sebagai pelaku mobilitas non permanen walaupun bertempat tinggal didaerah tujuandalam jangka waktu cukup lama (Steele, 1983 dalam Dina,2008
)
.Gerak penduduk non permanen (sirkulasi :
circulation
)
ini dapat pula dibagi menjadi dua yaituulang alik (
nglaju/commuting
)
dan dapat
menginap/mondok
di daerah tujuan. Ulang alik adalahgerak penduduk dari daerah asal menuju ke daerah tujuan dalam batas waktu tertentu kembali kedaerah asal pada hari itu juga. Pada umumnya penduduk yang melakukan mobilitas inginkembali ke daerah secepatnya sehingga kalau dibandingkan frekuensi penduduk yang melakukanmobilitas ulang alik, menginap/mondok, dan migrasi frekuensi mobilitas penduduk yang ulangalik terbesar disusul oleh menginap/mondok, dan migrasi. Secara operasional, macam-macam bentuk mobilitas penduduk tersebut diukur berdasarkan konsep ruang dan waktu. Misalnyamobilitas ulang alik,konsep waktunya diukur dengan enam jam atau lebih meninggalkandaerah asal dan kembali pada hari yang sama, menginap/mondok diukur dari meninggalkandaerah asal lebih dari satu hari tetapi kurang dari enam bulan, sedangkan mobilitas permanen
diukur dari lamanya meninggalkan daerah asal enam bulan atau lebih kecuali orang yang sejak semula berniat menetap di daerah tujuan, seperti seorang istri yang mengikuti suaminya.Sifat dan perilaku migran sirkuler di daerah tujuan yang bekerja tidak mengenal waktu karenamereka berusaha mempergunakan waktu untuk bekerja sebanyak mungkin agar mendapatkanupah sebanyak mungkin untuk dikirim ke daerah asal. Di daerah tujuan mereka tidak dikenaikewajiban untuk kerja bakti, ronda malam dan bergotong royong memperbaiki prasarana jalanatau saluran irigasi. Jadi, di daerah tujuan mereka mempunyai kesempatan berusaha keras untuk mendapatkan upah sebanyak-banyaknya.Pada umumnya, para migran sirkuler menuju ke kotaterdorong oleh adanya tekanan kondisi ekonomi pedesaan, dimana semakin sulit mencukupinafkah keluarga. Dorongan ekonomi tersebut ternyata terutama ditimbulkan oleh permasalahansempitnya lahan pertanian di desa dan hambatan dalam mengelolanya. Kondisi ekonomi penduduk pedesaan yang kembang kempis tersebut jelas perlu adanya perbaikan. Oleh karenaitu, pelaksanaan mobilitas dengan tujuan ekonomis sebagai salah satu upaya untuk mengubahkondisi ketertekanan ekonomi diatas.

2.3.Pola, arus dan Faktor ± faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi diIndonesia.
2.3.1. Pola dan arus migrasi di Indonesia.
Berikut adalah gambaran pola dan arus migrasi di Indonesia dari tahun 2000 denganmenggunakan data ± data migrasi melalui data survey penduduk antar sensus ( SUPAS
)
2005dan sensus penduduk (SP
)
2000. Ada dua pola migrasi yang akan dibahas yaitu pola migrasisemasa hidup antar pulau dan pola migrasi semasa hidup antar propinsi.a.

Migrasi semasa hidup antar pulau
Migrasi keluar selama 24 tahun terakhir secara absolute pulau Jawa adalah yang paling banyak mengeluarkan migrant yaitu: pada tahun 1971 sebanyak 1.935.000 orang, tahun 1980sebanyak 3.584.900 orang, tahun 1990 sebanyak 3. 053.200 orang, yang kemudian padatahun 1995 menjadi 5. 533.200 orang. Dari sebanyak migran keluar tersebut sampai tahun1980 sebagian besar menuju pulau Sumatera, yaitu sebesar 89,66% pada tahun 1971, dan81,06% pada tahun 1980. Namun demikian mulai tahun1990 terjadi penurunan arus migran
dari p.Jawa ke P. Sumatera yaitu menjadi 69,73%, dan tahun 1995 persentasenya menurunlagi menjadi 68,28%. Kondisi ini memperlihatkan bahwa mulai dekade 1980 ± 1990 perpindahan penduduk dari P. Jawa sudah sudah mulai menyebar ke pulau ± pulau lain, tidak hanya terpusat di P. Sumatera saja.Berikutnya p. Sumatera yang menduduki urutan kedua dalam besarnya migrasi keluar, pada tahun 1971 mempunyai migran keluar sebesar 369.000 orang, kemudian pada tahun1980 naik menjadi 786.400 orang keluar dan naik lagi menjadi 1.175.700 orang pada tahun1990.Selanjutnya tahun 1995 naik lagi menjadi sekitar 1.534.000 orang.Sebagian besar migrant keluar dari p. Sumatera menuju p. Jawa yaitu 94,31% pada tahun1971, 91,35% pada tahun 1980, 90,94% pada tahun 1990 dan 1991, 94% pada tahun 1995.Dari data tersebut terlihat arus migrasi dari p. Sumatera ke p. Jawa dapat dikatakan hampir tidak ada perubahan. Kecenderungan orang Sumatera pindah ke p. Jawa masih tetapmerupakan prioritas utama.Seperti halnya p. Sumatera, P. Kalimantan dan pulau ± pulau lainnya juga merupakandaerah yang migrant keluarnya kebanyakan menuju P. Jawa dan ini tidak berubah sejak tahun 1971 sampai tahun 1995 atau penurunan persentase yang terjadi relative kecil.Berbeda dengan p. Sulawesi, arus migran yang keluar dari pulau ini hampir tersebar secaramerata ke pulau ± pulau lain dan kecenderungan ini berjalan sejak tahun 1971 yang berlangsung secara terus menerus sampai tahun 1995.Untuk migrasi masuk, P. Sumatera adalah pulau yang banyak menerima migran, baik  pada tahun 1970, 1980, 1990 maupun pada tahun 1995. Dari jumlah tersebut, lebih dari 90 persen sejak tahun 1971 sampai dengan tahun 1995 adalah migrant yang berasal dari p.Jawa. Demikian juga p. Kalimanatan, Sulawesi, dan pulau ± pulau lainnya, migran yangmasuk sebagian besar berasal dari p. Jawa. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa P. Jawayang memang mempunyai penduduk terbesar di Indonesia merupakan pulau pengirimmigrant terbesar dari pulau ± pulau lainnya di Indonesia. Sebaliknya migrasi masuk ke p.Jawa sendiri dari tahun 1971 sampai dengan tahun 1995 kebanyakan berasal dari p.Sumatera ( 60%
)
. Hal ini dapat dimaklumi karena secara geografis p. Sumatera berdekatandengan p. Jawa disbanding dengan pulau ± pulau lainnya dan juga karena systemtransportasi yang menghubungkan kedua pulau ini lebih baik dan lancar dari frekwensi
maupun jenis angkutannya dibandingkan dengan system transportasi yang menghubungkan p. Jawa dengan pulau ± pulau yang lain di Indonesia.
b. Migrasi semasa hidup antar propinsi.
Pola dan arus migrasi seumur hidup per propinsi di Indonesia sangat bervariasi dan besarnya tidak selalu sama antara satu propinsi dengan propinsi yang lain.Secara umum propinsi ± propinsi di pulau Jawa dan Nusa Tenggara merupakan propinsi ± propinsi pengirim migrant, baik pada tahun 1971, 1980, 1990 maupun pada tahun 1995 kecuali DKI Jakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat. DKI Jakarta sejak tahun 1971 hingga tahun 1995 merupakan propinsi penerima migran.Jawa barat pada tahun 1971 dan 1980 merupakan propinsi pengirim migran,tetapi pada tahun 1990 dan 1995 menjadi propinsi penerima migran.Sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian sejak tahun 1971 hingga tahun 1990, DKIJakarta adalah propinsi yang paling banyak didatangi oleh migran, dengan jumlahnya yangsemakin membesar dari tahun ke tahun. Pada tahun 1971 DKI Jakarta menerima sekitar 1,8 jutamigran, tahun 1980 menerima sekitar 2,6 juta migrant, tahun 1990 menerima 3,1 juta migrantdan pada tahun 1995 menerima 3,4 juta migran. Jika dilihat asal migran yang ke DKI Jakarta,yang paling banyak adalah migran yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Barat, pada tahun1990 dan 1995, sisanya berasal dari 24 propinsi lainnya yang persentasenya relative kecil.Propinsi kedua terbesar yang didatangi migrant pada tahun 1990 adalah Jawa Barat, dengan jumlah migran sebesar 2,4 juta orang. Selanjutnya hasil SUPAS 95 ssmenunjukkan bahwadengan jumlah migran masuk sebesar 3,6 juta orang. Propinsi Jawa Barat telah menggeser kedudukan DKI Jakarta sebagai penerima migrant terbesar. Migran yang masuk ke Jawa Baratini sebagian besar berasal dari propinsi tetangganya yaitu Jawa Tengah dan DKI Jakarta, dengan persentase masing ± masing sebesar 30,25% dan 35, 09% pada tahun 1995. Dan ada pula masuk ke Lampung yaitu tiga propinsi yakni : Jawa Tengah (33,50%
)
, Jawa Timur(28,20%
)
, dan JawaBarat (13,35%
)
.
2.3.2. Faktor ± Faktor Penyebab Terjadinya Migrasi
Pada dasarnya factor ± factor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi dapatdikelompokkan menjadi dua yaitu faktor ± faktor pendorong dan faktor ± faktor penarik.

a. Faktor ± faktor pendorong (push factor
)
dapat berupa hal ± hal seperti berikut ini :
y

Makin berkurangnya sumber ± sumber kehidupan, seperti menurunnya daya dukunglingkungan dan menurunnya permintaan atas barang ± barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh, seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.
y

Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal ( misalnya lahan pertanian
)
, seiringdengan pertambahan penduduk.
y

Adanya tekanan ± tekanan politik, agama, dan suku sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal.
y

Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
y

Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau panjang, atauadanya wabah penyakit. b. Faktor ± faktor penarik (pull factor
)
antara lain sebagai berikut :
y

Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kehidupan.
y

Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
y

Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, seperti iklim, perumahan,sekolah, layanan kesehatan yang lebih baik, dan fasilitas ± fasilitas publik lainnya yanglebih baik.
y

Adanya tempaat ± tempat hiburan, pusat kebudayaan, dll masih banyak lagi berbagaifasilitas yang menjadi daya tarik bagi orang ± orang daerah bermukim di kota besar.Menurut Lee (1996
)
, ada empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi :

Faktor ± faktor yang terdapat di daerah asal

Faktor ± faktor yang terdapat didaerah tujuan

Rintangan ± rintangan yang menhambat

Faktor ± faktor pribadi.Disetiap tempat asal ataupun tujuan, ada sejumlah factor positif yang menahan orang untuk tetap tinggal didaerah itu dan bahkan menarik orang luar untuk pindah ke tempat tersebut.
Sebalikya ada sejumlah faktor negatif yang mendorong orang untuk pindah dari tempat asalnyamenuju ke tempat tujuan yang baru. Selalu terdapat sejumlah rintangan yang dalam keadaantertentu tidak seberapa beratnya, tapi dalam keadaan lain tidak dapat diatasi. Rintangan ± rintangan itu antara lain berupa jarak antara daerah asal dan daerah tujuan. Hal yang paling banyak dipelajari tentang sebab ± sebab migrasi selama ini adalah masalah jarak, yang mungkinmenyangkut transportasi dan informasi tempat tujuan. Contoh ± contoh penghalang lain adalahUU migrasi dan biaya ransportasi. Berat ringannya rintangan bermigrasi bagi setiap orang berbeda ± beda. Ada sebagian orang memandang rintangan tersebut mudah diatasi, tetapi ada juga yang memandang sebagai hal yang menjadi kendala untuk pindah tempat.Faktor pribadi juga banyak mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukanmigrasi.Kepekaan pribadi, kecerdasan serta kesadaran tentang kondisi di tempat lain dapatmempengaruhi evaluasi seseorang tentang keadaan di tempat asal. Pengetahuan tentang tempattujuan bergantung pada hubungan ± hubungan seseorang atau berbagai sumber informasi yangtidak tersedia secara umum. Dari hasil evaluasi tempat tujuan inilah yang menyebabkan pertimbangan tersendiri pada setiap individu untuk mengambil keputusan melakukan migrasi,sehingga ada sebagian orang memutuskan bermigrasi jika benar ± benar ada alasan yang sangaturgen, tetapi ada juga sebagian orang dengan sedikit dorongan saja sudah dijadikan pertimbangan untuk pindah ( Lee, 1966
)
Adanya faktor ± faktor sebagai daya tarik ataupun pendorong merupakan perkembangandari ketujuh hukum ± hukum migrasi yang dikembangkan oleh E.G. Ravenstein (1885
)
, sepertidikutip oleh Bogue ( 1969
)
, sbb :1.

Migrasi dan jarak Banyak migran bermigrasi dalam jarak yang pendek. Jika jarak dengan suatu tempatmakin jauh, maka semakin sedikit migrant yang pergi dari tempat tersebut.2.

Migrasi bertahapSeseorang yang tinggal dekat dengan kota besar akan bermigrasi jika perekonomian kotatersebut berkembang.Kesempatan kerja yang ditinggalkan oleh orang ± orang ini akandiisi oleh migran dari daerah terpencil. Kota ± kota ini akhirnya berkembang secara
bertahap mencapai daerah pedalaman. Dengan kata lain, seseorang akan bermigrasisecara bertahap dari desa ke kota kecil kemudian ke kota besar.3.

Arus dan arus balik Setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantiannya.4.

Perbedaan antara desa dan kota dalam kecenderungan bermigrasi.Penduduk perkotaan cenderung tidak bermigrasi dibandingkan dengan penduduk  pedesaan.5.

Perempuan lebih dominan melakukan migrasi jarak pendek.Dibandingkan dengan laki ± laki, perempuan lebih banyak bermigrasi pada jarak pendek.6.

Teknologi dan migrasiPerkembangan teknologi cenderung meningkatkan angka migrasi.7.

Motif ekonomi lebih dominanWalaupun berbagai factor pendorong dapat menyebabkan terjadinya migrasi, keinginanuntuk memperbaiki kondisi ekonomi merupakan factor pendorong yang dominan.

1)
NAD tidak termasuk dalam cakupan SUPAS 2005 karena peristiwa gempa bumi dantsunami
2)
Bangka Belitung masih bergabung dengan SumateraSelatan
3)
Kepulauan Riau masih bergabung denganRiau
4)
Banten masih bergabung dengan JawaBarat
5)
Gorontalo masih bergabung denganSulawesi Utara
6)
Sulawesi Barat masih bergabung dengan SulawesiSelatan
7)
Maluku Utara masih bergabung denganMaluku
8)
Papua Barat masih bergabung denganPapua
2.4
.
Permasalahan Kependudukan sebagai dampak dari Migrasi dan caramenanggulanginya
Berbagai jenis migrasi yang terjadi membawa dampak yang berbeda-beda bagi masyarakat asalmaupun masyarakat tujuan.
2.4.1. Migrasi internasional
a.

Dampak imigrasi bagi Indonesia
Masuknya budaya-budaya asing yang tidak sesuai Makin banyak orang asing yang masuk keIndonesia berarti makin banyak pula budaya yang masuk, karena orang-orang asing tersebut jugamembawa budaya Negara asalnya yang sudah melekat. Banyak budaya asing yang tidak sesuaidengan budaya asli bangsa Indonesia. Hal tersebut lambat laun dapat merusak budaya bangsaIndonesia.Contohnya adalah sikap konsumtif dan pergaulan bebas. Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, kita harus menjaga budaya bangsa agar tidak terpengaruh dengan budaya luar.

Di samping itu penduduk juga harus bersikap selektif dan mempertebal keimanan danketaqwaan sehingga terhindar dari budaya-budaya yang bertentangan dengan nilai agama dan budaya bangsa. Pemerintah juga dapat berperan dengan menciptakan iklim kondusif bagi berkembangnya budaya-budaya daerah dan nasional, seperti dengan menetapkan undang-undangdankebijakan-kebijakan yang mendukung upaya pelestarian nilai dan budaya bangsa.Imigran-imigran yang masuk ke Indonesia tidak semuanya berniat baik. Ada kalanya beberapa diantara imigran tersebut mempunyai tujuan yang tidak baik, seperti mengedarkan narkoba,menjual barang-barang ilegal, melarikan diri dari jeratan hukum di negaranya (buronan
)
, untuk melakukan kegiatan memata- matai, dan lain-lain. Hal tersebut sangatlah mengganggu bagikestabilan politik, ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebutdiperlukan ketahanan nasional yang tinggi dengan melibatkan semua elemen bangsa.TNI dan Polri perlu meningkatkan kewaspadaan penjagaan terutama di daerah-daerah perbatasandan melakukan spemeriksaan rutin dan disiplin terhadap imigran (WNA
)
. Pemerintah melalui petugas keimigrasian dan bea cukai menerapkan aturan yang ketat dan disiplin dalam membuatijin, memeriksa, dan menindak imigran beserta barang-barang yang masuk ke Indonesia.Masyarakat dapat bertindak proaktif dengan melaporkan ke pihak yang berwajib jika melihatkejanggalan-kejanggalan yang berkaitan dengan imigran (WNA
)
.
b. Dampak negatif adanya emigrasi
Banyak orang Indonesia yang bekerja di luar negeri enggan untuk kembali ke Indonesia. Mereka beralasan bahwa upah pekerja di luar negeri lebih tinggi bila dibandingkan dengan diIndonesia.Selain itu, juga suasana dan kehidupan di luar negeri dianggap lebih kondusif. Keengganan para pekerja tersebut terutama tenaga ahli untuk kembali ke Indonesia dapat mengurangi tenaga ahlidi Indonesia.Usaha untuk menanggulangi hal tersebut dapat dilakukan dengan memperkokoh rasanasionalisme. Juga dapat dilakukan dengan menciptakan iklim dalam negeri yang kondusif,terutama dalam dunia industri dan investasi, sehingga memicu membaik dan meningkatnyakehidupan ekonomi masyarakat.b
)
Rusaknya citra Indonesia di mata negara lain Rusaknya citraIndonesia di mata negara lain disebabkan oleh ulah orang-orang Indonesia di negara lain yangtidak  bertanggung jawab, seperti melakukan tindak kejahatan dinegara lain, buron yang lari ke negaralain, dan lain-lain

Untuk menanggulangi masalah tersebut dapat dilakukan oleh pemerintah melalui pihak keimigrasian untuk lebih memperketat perijinan pengajuan paspor/visa ke negara lain.Pemerintah juga bisa menjalin kerja sama secara baik dengan aparat-aparat yang berwenangnegara lain ataupun membuat kebijakan-kebijakan dan perjanjian-perjanjian dengan negaralain, misalnya perjanjian ekstradisi dan lain-lain.
2.4.2. Migrasi nasional
Migrasi nasional antara lain transmigrasi dan urbanisasi.
a. Dampak negatif adanya transmigrasi dan cara penanggulangannya

- Memerlukan banyak biayaP
rogram transmigrasi terutama yang bukan swakarsa memerlukan banyak biaya. Biaya-biayatersebut untuk pemberangkatan sejumlah transmigran dan pembukaan lahan baru. Untuk menanggulangi masalah tersebut pemerintah dapat memprioritaskan transmigrasi swakarsa,sehingga biaya ditanggung oleh transmigran sendiri. Adapun pemerintah hanya sebatasmenyediakan lahan baru saja. Namun untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar melakukan transmigrasi swakarsa bukanlah pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu pemerintah harus senantiasa memberikan penyuluhanpenyuluhan pada masyarakat.
- Sering timbulnya konflik antar masyarakat Masyarakat setempat, khususnyamasyarakat tujuan
transmigrasi yang berada di pedalaman sangat sulit menerima pendatang baru, apalagi merekamenganggap bahwa transmigran mengambil lahan garapan mereka. Hal tersebut seringmemicu kecemburuan antara masyarakat setempat terhadap para transmigran, bahkan di antaramereka sering terjadi konflik. Untuk menanggulangi masalah tersebut perlu dilakukan penyuluhan dan pembinaan terhadap masyarakat setempat di daerah tujuan transmigrasi. Disamping itu, juga diberikan bantuan berupa fasilitas-fasilitas yang serupa yang diberikan pada para transmigran sehingga dapat meminimalisir kecemburuan ssosial. Pemerintah juga bisamengadakan forum bersama yang mempertemukan antara masyarakat setempat dan paratransmigran, sehingga lebih mempererat hubungan di antara mereka.
b. Dampak urbanisasi dan upaya penanggulangannya

urbanisasi yang terus menerus berlangsung dapat meningkatkan jumlah penduduk di kota dengancepat. Di sisi lain jumlah penduduk di desa makin berkurang. Hal ini menyebabkanketimpangan pembangunan dan ketimpangan sosial antara desa dengan kota

Dampak negatif urbanisasi bagi kotaMeningkatnya jumlah pengangguran Urbanisasi mengakibatkan, persaingan kerjamakin tinggi dan kesempatan kerja makin kecil, sehingga orang sulit mencari pekerjaan.

Meningkatnya angka kriminalitasKebutuhan hidup di kota sangatlah kompleks, namun usaha pemenuhannya kian sulit.Hal itulah yang membutakan mata sebagian orang, sehingga nekat menghalalkan segalacara demi memenuhi kebutuhan, seperti merampok, menipu, mencuri,korupsi, dan lain-lain.

Munculnya slum area (daerah kumuh
)
Dengan adanya urbanisasi menjadikan lahan pemukiman makin sempit. Jumlah lahanyang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penduduknya, sehingga sulit untuk mencari lahan untuk mendirikan rumah. Meskipun ada, lahan tersebut harganyasangat mahal, karena banyak orang yang menginginkannya.Mahalnya harga tanahtersebut menjadikan masyarakat tidak mampu membeli. Akhirnya mereka lebihmemilih tinggal di kolong jembatan, bantaran sungai, membuat rumah kardus,bahkanada yang tinggal di daerah pemakaman.

Dampak negatif bagi desaUrbanisasi ternyata membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat di desa.Pembangunan dan dinamisasi desa menjadi menurun. Hal tersebut disebabkan karena:Tenaga terampil di desa berkurang karena berpindah ke kota. Penduduk desa yang bersekolah di kota umumnya enggan kembali ke desa.Tenaga yang tertinggal di desa, umumnya orang-orang tua yang sudah tidak terampildan produktif lagi.Untuk menanggulangi atau bahkan mencegah munculnya dampak-dampak negatif urbanisasitersebut, perlu diupayakan untuk menekan dan memperkecil laju urbanisasi. Upaya tersebutdapat dilakukan dengan:- Pemerataan pembangunan industri sampai ke desa-desa


- Pembangunan infrastruktur jalan ke desa-desa, sehingga memperlancar hubungan desadengan kota.- Mengoptimalkan usaha pertanian, sehingga tingkat pendapatan masyarakat desa.- Pembangunan fasilitas umum di desa, seperti listrik, puskesmas, sekolah, pasar, dan
BAB. IIIPENUTUPKesimpulan

1.

migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara)lain.
2.

Jenis migrasi adalah pengelompokan migrasi berdasarkan dua dimensi penting dalam analisis migrasi, yaitudimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu. Dalam konteks ruang terdapat dua jenis migrasi yaitumigrasi internasional dan mograsi internal.

3.

Selain itu migrasi dapat dibedakan berdasarkan dimensi waktunya. Migran menurut dimensi waktu adalahorang yang berpindah ke tempat lain dengan tujuan untuk menetap dalam waktu enam bulan atau lebih.Migran sirkuler (migrasi musiman) dan
commuter. Sementara itu menurut versi BPS, ada tiga

kriteria migran: seumur hidup,srisen, dan total (dikutip dari http://demografi.bps.go.id/versi1)
4. Faktor ± faktor pendorong (push factor
)
dapat berupa hal ± hal seperti berikut ini :- Makin berkurangnya sumber ± sumber kehidupan, seperti menurunnya daya dukunglingkungan dan menurunnya permintaan atas barang ± barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh, seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.- Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal ( misalnya lahan pertanian
)
, seiringdengan pertambahan penduduk.- Adanya tekanan ± tekanan politik, agama, dan suku sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal.- Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.- Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau panjang, atauadanya wabah penyakit5. Faktor ± faktor penarik (pull factor
)
antara lain sebagai berikut :- Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kehidupan.- Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.- Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, seperti iklim,perumahan,sekolah, layanan kesehatan yang lebih baik, dan fasilitas ± fasilitas publik lainnya yanglebih baik.-

Adanya tempaat ± tempat hiburan, pusat kebudayaan, dll masih banyak lagi berbagaifasilitas yang menjadi daya tarik bagi orang ± orang daerah bermukim di kota besar.


D
AFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik, Estimasi Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi, Hasil Survei Penduduk Antarsensus (SUPAS) 1995, Jakarta, 1995.Faturochman, Why People Move: A Psychological Analysis Of Urban Migration,Populasi, 1992.

G
ross, Jon D and Bruce Lindquist, Conseptualizing International Migration : A StructurationPerspective, International Migration Review, 1995.Kahar Suleman Hi. Abdul, Migrasi Keluar Dari Sulawesi Selatan Analisis Data SUPAS 1995Jakarta, Program Pascasarjana Program Studi Kependudukan Dan Ketenagakerjaan,Universitas Indonesia, 2001.Lee Everent S, A Theory Of Migration, Demografi, 1966.Pernia, E.M, Individual and Household Migration Decision, The PEJ. No.36. Vol.XVII.Nos 1 dan 2 1978Pernia, E.M, The Impact of Migration on Rural Areas in the Philippines, The PEJ,No.33.Vol.XVI. Nos 1 dan 2, 1977.Rusli. S, Pengantar Ilmu Kependudukan edisi revisi, Jakarta, LP3ES.Shryllock and Siegel dalam Munir, Dasar Dasar Demografi edisi 2000, Jakarta,Universitas Indonesia, 2000.Tjiptoheriijanto Prijono, Mobilitas Penduduk Dan Pembangunan Ekonomi,Warta Demografi, 2000
BPS Finalisasi Kelengkapan Data Sensus 2010",
D
etik
C
om - detik Finance
, 23 Juni 2010

0 komentar:

Post a Comment

 

Lady Nang World's Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template