Saturday 10 December 2016

Pengabdian Yang Tak Terhingga Dari Pelosok Negeri - Para Pengabdi Kesehatan


Bagaimana menjadi pahlawan? Haruskah kita memegang tombak atau senapan? TIDAK! Di zaman sekarang menjadi pahlawan cukup mudah. Contohnya dengan menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lain dan lingkungan sekitar kita.
Melihat kesenjangan kesehatan, pendidikan, transportasi, komunikasi, dll, membuat saya berpikir bagaimana bisa Indonesia telah merdeka puluhan tahun namun kemerdekaan itu sendiri tidak semua dirasakan sama oleh masyarakat Indonesia?
Untuk itu, ketika mendengar adanya Program Nusantara Sehat yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan untuk mendukung Program Nawacita di era pimpinan Presiden Ir. H. Joko Widodo hati saya tergerak untuk setidaknya dapat menjadi Pahlawan Kecil dan bermanfaat bagi banyak orang.
Nusantara Sehat merupakan wadah yang sangat baik bagi Pemuda/Pemudi Indonesia membangun Bangsa dan Negeri dari pelosok di bidang kesehatan maupun pendidikan. Mengapa? Karena setidaknya dalam pengalaman saya dalam Tim Nusantara Sehat Batch 4 Penugasan Puskesmas Jerwatu, Kab. Kepulauan Aru, Provinsi Maluku, banyak hal yang dapat saya lakukan. Berbaur dengan masyarakat, bertahan hidup bersama kearifan lokal, mengetahui budaya dan perilaku mereka hingga saya lupa bahwa saya bukan lahir dan besar di tempat penugasan saya tersebut. Jangan tanya tentang fasilitas di tempat tugas.
Pertanyaan seperti..
Apakah ada listrik? TIDAK ADA.
Apakah ada jaringan komunikasi? TIDAK ADA.
Apakah ada kendaraan? TIDAK ADA.
Apakah ada toko atau pasar? TIDAK ADA.
Penerangan kami hanya mengandalkan mesin generator sederhana dengan bahan bakar solar (mesin engkol; bahasa daerahnya) yang hanya menyala pada waktu tertentu saja. Jaringan komunikasi tidak ada sama sekali, kami hanya mengandalkan surat menyurat untuk alat komunikasi. Hal jadul banget yah. Tapi disitulah serunya. Semangat menulis surat yang dimulai dengan sapaan hangat serta pantun. Isinya pun kadang mengandung guyonan penghibur lara. Tidak ada batasan karakter. Hanya perlu kekuatan jari jemari dalam menulis. Betapa semangatnya kami jika akan mengirim surat melalui masyarakat atau kapal yang singgah di pulau kami, hingga betapa bahagianya kami jika mendapatkan sebuah surat.
Berbelanja merupakan hal yang paling kami tunggu, karena kami harus ke Kabupaten dahulu dengan speedboat/perahu yang waktu tempuhnya 2-8 jam tergantung kami naik jenis apa. Toko? Hanya terdapat kios-kios kecil yang itupun stoknya bergantung pada ketinggian ombak dan kecepatan angin berhembus (pahamkan? jadi stoknya itu sering kali habis).
Tetapi dari semua itu, tidak bisa kami dapatkan ketenangan dalam hidup ketika kami hidup di kota besar. Hijaunya alam menyambut pagi kami. Birunya lautan menyambut aktivitas kami. Kearifan lokal sangat lekat pada kehidupan sehari-hari. Ikatan kekeluargaan sangat erat. Hangatnya masyarakat tidak dapat tergantikan hanya dengan menggunakan berlapis-lapis jaket tebal bermerek.



Banyak hal yang sangat bermanfaat bagi orang banyak yang bisa dilakukan di daerah semacam itu. Mengapa? Hal kecil yang kami anggap sepele jika dilakukan di kota ternyata dapat berdampak besar di tempat tugas kami. Alasannya karena itu tadi, kesenjangan perkembangan daerah pelosok.
Mengapa kami dapat melakukan hal-hal kecil namun dapat berdampak besar? Karena kami melakukan surveilans derajat kesehatan masyarakat, mencari data masalah, menganalisis, memprioritaskan, dan mencari pemecahan masalah yang sangat diperlukan mengingat SDM, lingkungan, sarana dan prasana di wilayah kerja kami.
Untuk itu yuk disimak video kami...

Sepenggal cerita dari salah satu pelosok Negeri Indonesia tercinta. Sehat Indonesiaku, Jayalah Negeriku.


0 komentar:

Post a Comment

 

Lady Nang World's Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template