1. Pola Asuh Makanan pada Suku Tolaki
· Pemberian Kolostrum
Masyarakat suku tolaki mempercayai dan menganggap
bahwa kolostrum adalah ASI basi, menjijikkan, kotor, dan akan menyebabkan
penyakit kepada bayi bila bayi meminumnya. Dengan pemikiran seperti itu ibu-ibu
membuang kolostrum dan tidak meminumkannya kepada bayi mereka.
Seiring perkembangan dan kemajuan teknologi
diketahui bahwa kolostrum memiliki manfaat yang sangat baik untuk bayi, yaitu
o Mengandung
zat kekebalan terutama IgA (Immunoglobullin) untuk melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi selaput paru-paru, usus, tenggorokan, juga untuk
menambal lubang pada usus bayi yang belum terbentuk sepurna sehingga dapat
mencegah diare.
o Mengandung
protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai
dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
o Mengandung
factor pertumbuhan yang membantu kematangan saluran pencernaan bayi untuk
berfungsi efektif, sehinggan kuman dan zat alergi sulit masuk ke tubuh bayi.
o Mengandung
beberapa zat dalam jumlah yang tinggi seperti natrium, kalium, dan kolestrol.
Kombinasi zat-zat ini ampuh untuk perkembangan jantung, otak serta sistem
syaraf pusat bayi.
Sebagian ibu-ibu suku tolaki mulai paham dan tidak membuang
lagi kolostrumnya, namun bagi yang belum mengetahui dan masih mempercayai hal
negative dari pemberian kolostrum masih saja membuang kolostrum tersebut.
· Pemberian ASI
Masyarakat suku tolaki dalam pemberian ASI kepada
bayi dimulai dari pertama saat si bayi lahir hingga si ibu merasa cukup untuk
memberikan anaknya ASI biasanya hingga saat si anak berusia 2 tahun.
Pemberhentian pemberian ASI tergantung dari keadaan si ibu dan anak serta
ketika si ibu merasa cukup dalam memberikan ASI.
· Umur
Penyapihan
Umur penyapihan atau umur disaat pemberhentian
pemberian ASI secara perlahan-lahan juga tergantung dari keadaan si ibu dan
anak. Namun, biasanya dilakukan saat umur si bayi berusia 9 bulan - 2 tahun.
Biasanya dalam masa penyapihan si ibu mengoleskan
kopi pada payudaranya untuk menakut-nakuti si bayi agar tidak lagi menetek.
Atau si ibu mengoleskan tanaman obat bertowali yang orang tolaki disebut
“paipaita”, batang tanaman itu dioleskan untuk memberikan rasa pahit sehingga
si bayi merasa perubahan rasa pada ASI dan berhenti meminum ASI.
· Umur
Pemberian Makanan Pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping ASI biasanya mulai diberikan
ketika si bayi berusia 5-6 bulan. Pada suku tolaki si bayi diberikan bubur atau
pisang yang dilumerkan terlebih dahulu sebagai makanan pendamping ASI. Pendamping
atau bahkan pengganti ASI biasanya adalah air beras/nasi yang lagi dimasak lalu
airnya digunakan sebagai ASI.
· Tahapan
Pemberian Makanan
Pertama bayi hanya diberikan ASI atau pengganti
ASI. Kemudian sekitar 5-6 bulan bayi diberikan bubur dan juga diselingi pemberian
buah-buahan seperti pisang. Umur 1 tahun si anak sudah dapat memakan nasi
lembek.
2. Pola Asuh Perawatan Kesehatan
· Cara
Pengobatan berdasarkan Suku Tolaki
Jika si bayi mengalami rasa sakit pada umumnya
orang tua mencari orang pintar untuk mengobati si bayi biasanya dengan cara
membaca-bacakan dan meniup-niupkan air yang akan diminum oleh si bayi dan air
tersebut dioleskan ke bagian tubuh bayi yang sakit.
Sebagian orang juga mengobati anaknya dengan
menggunakan tanaman obat, seperti :
o Demam : orang tua biasanya menempelkan daun sirih
atau daun jarak atau daun dama-dama di jidat maupun bagian belakang tubuh si
anak.
o Batuk
dan Flu : daun paria akan diremas dengan air minum,
lalu setengah sendok airnya diminumkan kepada si anak.
o Sarampa : daun paria diremas di dalam air mandi si anak.
o Hilang
nafsu makan : temulawak diparut, air dari hasil parutan halus temulawak
diminumkan ke anak.
· Cara
Pemeliharaan Kesehatan serta Anjuran dan Pantangan Makanan pada Etnik Suku
Tolaki
o Pada Bayi
Anjuran :
§ Bayi
harus dimandikan dengan air hangat.
Pantangan :
§ Makanan
bersantan, mengandung minyak atau makanan yang ditumis, mangga, jeruk, nanas,
nangka, dan buah-buahan selain pisang adalah makanan yang pantang atau tabu
bagi bayi untuk dikonsumsi. Ini dikarenakan ada kepercayaan jika bayi memakan
makanan tersebut akan menyebabkan sakit perut, diare, dan muntah-muntah.
o Pada Ibu
Anjuran :
§ Untuk
menambah ASI ibu dianjurkan memakan sayur bening seperti daun kacang, daun
kelor dan papaya muda, daun melinjo.
§ Ibu diwajibkan
mandi air hangat/ mengkompres perut dengan botol yang diisi dengan air panas karena dengan mandi air hangat dapat mengobati
luka dalam pasca melahirkan.
§ Ibu diwajibkan
mengenakan gurita diperut karena gurita
dapat mengembalikan bentuk tubuh yang melar pasca melahirkan.
§ Jika ibu duduk atau
tidur harus meluruskan kakinya.
Agar urat-urat tidak kendur.
§ Ibu diwajibkan
kencing diatas bara api. Agar luka di
vagina pasca melahirkan cepat sembuh.
Pantangan :
§ Ibu dilarang makan
terong. Karena terong
dapat membuat tubuh si ibu dan bayi menjadi gatal.
§ Ibu nifas tidak
boleh makan makanan yang pedas karena
makanan pedas bila dikonsumsi ibu dapat menyebabkan ASI menjadi pedas dan luka
akibat persalinan akan bertambah perih.
§ Sebelum 40 hari setelah persalinan ibu tidak
boleh makan yang asin-asin, asam dan kecut.
TUGAS
EKOLOGI
PANGAN DAN GIZI
OLEH :
DINA AMALIA ZAINUDDIN
F1D2 11 004
KESMAS REGULER A
UNIVERSITAS HALUOLEO
0 komentar:
Post a Comment