Monday 22 April 2013

Epidemiologi Herpes Zoster (Cacar Air)


HERPES ZOSTER

Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. Herpes Zoster adalah penyakit neurodermal ditandai dengan nyeri radikular unilateral serta erupsi vesikuler berkelompok dengan dasar eritematosa pada daerah kulit yang dipersarafi oleh saraf kranialis atau spinalis.
Herpes zoster disebabkan oleh virus cacar air yaitu varicella zoster, yang ada dalam bentuk dorman di dalam tubuh sesudah serangan cacar air di masa kanak-kanak. Pengaktifan ulang terjadi dengan terganggunya system imun. Gejala yang khas adalah timbulnya gelembung gelembung kecil, biasanya di daerah punggung. Gelembung gelembung ini terasa nyeri dan dapat pecah sehingga menimbulkan infeksi bakteri. Nyeri pada herpes zoster mirip seperti nyeri patah iga, pembentukan bekuan darah, atau serangan jantung. Nyeri diikuti dengan munculnya ruam lepuh yang khas pada satu sisi dada atu perut, atau pada kelopak mata atas atau dahi di satu sisi. Lepuh pada akhirya mengering dan membentuk keropeng seperti sirap.
Penyakit ini sudah dikenal sejak zaman dulu dan merupakan kelainan yang sering dijumpai secara sporadis tanpa prevalensi musim. Secara klasik herpes zoster dikenal sebagai penyakit orang tua, insidensnya meningkat tajam pada umur diatas 60 tahun tetapi dapat terjadi pula pada semua umur. Diperkirakan antara 10 dan 20 % populasi akan mengalami serangan herpes zoster selama hidupnya.
Menurut daerah penyerangannya dikenal :
·         Herpes zoster oftalmika                              :     menyerang dahi dan sekitar mata
·         Herpes zoster servikalis                              :     menyerang pundak dan lengan
·         Herpes zoster torakalis                                :     menyerang dada dan perut
·         Herpes zoster lumbalis                                :     menyerang bokong dan paha
·         Herpes zoster sakralis                                  :     menyerang sekitar anus dan genitalia
·         Herpes zoster otikus                                    :     menyerang telinga



Bentuk-bentuk lain herpes zoster :
·      Herpes zoster hemoragik
     Vesikula-vesikulanya tampak berwarna merah kehitaman karena berisi darah
·      Herpes zoster abortivum.
      Penyakit berlangsung ringan dalam waktu yang singkat dan erupsinya hanya berupa eritema dan papul kecil.
·      Herpes zoster generalisata
      Kelainan kulit yang unilateral dan segmental disertai kelainan kulit yang menyebar secara generalisata berupa vesikula dan umbilikasi. Kasus ini terutama terjadi pada orang tua atau pada orang yang kondisi fisiknya sangat lemah. Gangguan pada nervus fasialis dan otikus dapat menimbulkan Sindrom Ramsay-Hunt dengan gejala paralisis otot-otot muka (Bell’s palsy), tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus dan nausea.

Gambar untuk Penyakit Herpes Zoster

      
 

ETIOLOGI

           
Herpes zoster disebabkan oleh infeksi Virus Varisela Zoster (VVZ) dan tergolong virus berinti DNA, virus ini berukuran 140-200 nm, yang termasuk subfamili alfa herpes viridae. Berdasarkan sifat biologisnya seperti siklus replikasi, penjamu, sifat sitotoks ik dan sel tempat hidup laten diklasifikasikan kedalam 3 subfamili yaitu alfa, beta dan gamma. VVZ dalam subfamili alfa mempunyai sifat khas menyebabkan infeksi primer pada sel epitel yang menimbulkan lesi vaskuler. Selanjutnya setelah infeksi primer, infeksi oleh virus herpes alfa biasanya menetap dalam bentuk laten didalam neuron dari ganglion. Virus yang laten ini pada saatnya akan menimbulkan kekambuhan secara periodik. Secara in vitro virus herpes alfa mempunyai jajaran penjamu yang relatif luas dengan siklus pertumbuhan yang pendek serta mempunyai enzim yang penting untuk replikasi meliputi virus spesifik DNA polimerase dan virus spesifik deoxypiridine (thymidine) kinase yang disintesis di dalam sel yang terinfeksi.

EPIDEMIOLOGI

Masa inkubasi antara 7-12 hari, biasanya didahului oleh gejal-gejala prodormal baik sistemik (malaise, pusing dan demam), maupun gejala prodromal lokal (nyeri otot-tulang, gatal, pegal). 
Herpes zoster dapat muncul disepanjang tahun karena tidak dipengaruhi oleh musim dan tersebar merata di seluruh dunia. Namun sebuah survei serologis di negeri beriklim tropis menunjukkan seroprevalensi yang lebih rendah dibandingkan dengan negeri yang memiliki iklim lebih dingin, kemungkinan karena cuaca panas menghambat penyebaran virus.
Tidak ada perbedaan angka penderita antara laki-laki dan perempuan, angka penderita meningkat dengan peningkatan usia. Di negara maju seperti Amerika, penyakit ini dilaporkan sekitar 6% setahun, di Inggris 0,34% setahun sedangkan di Indonesia lebih kurang 1% setahun. Lebih dari 2/3 usia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% usia di bawah 20 tahun.
Pada awal terinfeksi virus tersebut, pasien akan menderita rasa sakit seperti terbakar dan kulit menjadi sensitif selama beberapa hari hingga satu minggu. Penyebab terjadinya rasa sakit yang akut tersebut sulit dideteksi apabila ruam (bintil merah pada kulit) belum muncul. Ruam shingles mulai muncul dari lepuhan (blister) kecil di atas dasar kulit merah dengan lepuhan lainnya terus muncul dalam 3-5 hari. Lepuhan atau bintil merah akan timbul mengikuti saraf dari sumsum tulang belakang dan membentuk pola seperti pita pada area kulit. Penyebaran bintil-bintil tersebut menyerupai sinar (ray-like) yang disebut pola dermatomal. Bintil akan muncul di seluruh atau hanya sebagian jalur saraf yang terkait. Biasanya, hanya satu saraf yang terlibat, namun di beberapa kasus bisa jadi lebih dari satu saraf ikut terlibat. Bintil atau lepuh akan pecah dan berair, kemudian daerah sekitarnya akan mengeras dan mulai sembuh. Gejala tersebut akan terjadi dalam selama 3-4 minggu. Pada sebagian  kecil kasus, ruam tidak muncul tetapi hanya ada rasa sakit.
Diperkirakan terdapat antara 1,3-5 per 1000 orang per tahun. Lebih dari 2/3 kasus berusia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% kasus berusia di bawah 20 tahun.

Triad Epidemiologi

1.  Agent
Virus Varisela Zoster (VVZ), tergolong virus berinti DNA termasuk subfamili Alfa Herpes Viridae.

2.  Host
Herpes zoster sering dijumpai pada orang dewasa, jarang terjadi pada anak-anak. Walaupun herpes zoster sering dijumpai pada orang dewasa, namun herpes zoster dapat juga terjadi pada bayi yang baru lahir apabila ibunya menderita herpes zoster pada masa kehamilan. Dari hasil penelitian, ditemukan sekitar 3% herpes zoster pada anak, biasanya ditemukan pada anak-anak yang immunokompromis dan menderita penyakit keganasan.

3.  Environment
Pada herpes zoster, seperti yang terjadi pada penyakit cacar (chickenpox), proses penularan bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan ke atas gelembung/lepuh yang pecah. 

Mekanisme Penularan

Herpes zoster ditularkan antarmanusia melalui kontak langsung. Proses penularan bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan ke atas gelembung/lepuh yang pecah. Herpes Zoster juga ditularkan dengan transmisi melalui pernapasan sehingga virus tersebut dapat menjadi epidemik di antara inang yang rentan. Setelah seseorang menderita cacar air meskipun sembuh VVZ tidak 100% hilang dari tubuh, virus varicella-zoster akan menetap dalam kondisi dorman (tidak aktif atau laten) pada satu atau lebih ganglia (pusat saraf) posterior. Apabila seseorang mengalami penurunan imunitas seluler maka virus tersebut dapat aktif kembali dan menyebar melalui saraf tepi ke kulit sehingga menimbulkan penyakit herpes zoster.
Bagi seseorang yang belum pernah mengalami cacar air, apabila terserang virus varicella-zoster maka tidak langsung mengalami penyakit herpes zoster akan tetapi mengalami cacar air terlebih

0 komentar:

Post a Comment

 

Lady Nang World's Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template