HERPES ZOSTER
Herpes zoster adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster yang menyerang kulit dan mukosa,
infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. Herpes
Zoster adalah penyakit neurodermal ditandai dengan nyeri radikular unilateral
serta erupsi vesikuler berkelompok dengan dasar eritematosa pada daerah kulit
yang dipersarafi oleh saraf kranialis atau spinalis.
Herpes zoster disebabkan oleh
virus cacar air yaitu varicella zoster, yang ada dalam bentuk dorman di dalam
tubuh sesudah serangan cacar air di masa kanak-kanak. Pengaktifan ulang terjadi
dengan terganggunya system imun. Gejala yang khas adalah timbulnya gelembung
gelembung kecil, biasanya di daerah punggung. Gelembung gelembung ini terasa
nyeri dan dapat pecah sehingga menimbulkan infeksi bakteri. Nyeri pada herpes
zoster mirip seperti nyeri patah iga, pembentukan bekuan darah, atau serangan
jantung. Nyeri diikuti dengan munculnya ruam lepuh yang khas pada satu sisi
dada atu perut, atau pada kelopak mata atas atau dahi di satu sisi. Lepuh pada
akhirya mengering dan membentuk keropeng seperti sirap.
Penyakit ini sudah dikenal sejak
zaman dulu dan merupakan kelainan yang sering dijumpai secara sporadis tanpa
prevalensi musim. Secara klasik herpes zoster dikenal sebagai penyakit orang
tua, insidensnya meningkat tajam pada umur diatas 60 tahun tetapi dapat terjadi
pula pada semua umur. Diperkirakan antara 10 dan 20 % populasi akan mengalami
serangan herpes zoster selama hidupnya.
Menurut daerah penyerangannya dikenal
:
·
Herpes zoster oftalmika : menyerang
dahi dan sekitar mata
·
Herpes zoster servikalis : menyerang pundak dan lengan
·
Herpes zoster torakalis : menyerang
dada dan perut
·
Herpes zoster lumbalis : menyerang bokong dan paha
·
Herpes zoster sakralis : menyerang sekitar anus dan genitalia
·
Herpes zoster
otikus :
menyerang telinga
Bentuk-bentuk lain herpes zoster :
·
Herpes zoster hemoragik
Vesikula-vesikulanya
tampak berwarna merah kehitaman karena berisi darah
·
Herpes zoster abortivum.
Penyakit
berlangsung ringan dalam waktu yang singkat dan erupsinya hanya berupa eritema
dan papul kecil.
·
Herpes zoster generalisata
Kelainan
kulit yang unilateral dan segmental disertai kelainan kulit yang menyebar
secara generalisata berupa vesikula dan umbilikasi. Kasus ini terutama terjadi
pada orang tua atau pada orang yang kondisi fisiknya sangat lemah. Gangguan
pada nervus fasialis dan otikus dapat menimbulkan Sindrom Ramsay-Hunt dengan
gejala paralisis otot-otot muka (Bell’s palsy), tinitus, vertigo, gangguan
pendengaran, nistagmus dan nausea.
Gambar untuk
Penyakit Herpes Zoster
ETIOLOGI
Herpes
zoster disebabkan oleh infeksi Virus Varisela Zoster (VVZ) dan tergolong virus
berinti DNA, virus ini berukuran 140-200 nm, yang termasuk subfamili alfa
herpes viridae. Berdasarkan sifat biologisnya seperti siklus replikasi,
penjamu, sifat sitotoks ik
dan sel tempat hidup laten diklasifikasikan kedalam 3 subfamili yaitu alfa,
beta dan gamma. VVZ dalam subfamili alfa mempunyai sifat khas menyebabkan
infeksi primer pada sel epitel yang menimbulkan lesi vaskuler. Selanjutnya
setelah infeksi primer, infeksi oleh virus herpes alfa biasanya menetap dalam
bentuk laten didalam neuron dari ganglion. Virus yang laten ini pada saatnya
akan menimbulkan kekambuhan secara periodik. Secara in vitro virus herpes alfa
mempunyai jajaran penjamu yang relatif luas dengan siklus pertumbuhan yang
pendek serta mempunyai enzim yang penting untuk replikasi meliputi virus
spesifik DNA polimerase dan virus spesifik deoxypiridine (thymidine) kinase yang
disintesis di dalam sel yang terinfeksi.
EPIDEMIOLOGI
Masa
inkubasi antara 7-12 hari, biasanya didahului oleh gejal-gejala prodormal baik
sistemik (malaise, pusing dan demam), maupun gejala prodromal lokal (nyeri
otot-tulang, gatal, pegal).
Herpes zoster dapat muncul
disepanjang tahun karena tidak dipengaruhi oleh musim dan tersebar merata di
seluruh dunia. Namun sebuah survei serologis di negeri beriklim tropis
menunjukkan seroprevalensi yang lebih rendah dibandingkan dengan negeri yang
memiliki iklim lebih dingin, kemungkinan karena cuaca panas menghambat
penyebaran virus.
Tidak ada perbedaan angka
penderita antara laki-laki dan perempuan, angka penderita meningkat dengan
peningkatan usia. Di negara maju seperti Amerika, penyakit ini dilaporkan sekitar
6% setahun, di Inggris 0,34% setahun sedangkan di Indonesia lebih kurang 1%
setahun. Lebih dari 2/3 usia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% usia di bawah
20 tahun.
Pada awal terinfeksi virus tersebut,
pasien akan menderita rasa sakit seperti terbakar dan kulit menjadi sensitif
selama beberapa hari hingga satu minggu. Penyebab terjadinya rasa sakit yang
akut tersebut sulit dideteksi apabila ruam (bintil merah pada kulit) belum
muncul. Ruam shingles mulai muncul dari lepuhan (blister) kecil di atas dasar
kulit merah dengan lepuhan lainnya terus muncul dalam 3-5 hari. Lepuhan atau
bintil merah akan timbul mengikuti saraf dari sumsum tulang belakang dan
membentuk pola seperti pita pada area kulit. Penyebaran bintil-bintil tersebut
menyerupai sinar (ray-like) yang disebut pola dermatomal. Bintil akan
muncul di seluruh atau hanya sebagian jalur saraf yang terkait. Biasanya, hanya
satu saraf yang terlibat, namun di beberapa kasus bisa jadi lebih dari satu
saraf ikut terlibat. Bintil atau lepuh akan pecah dan berair, kemudian daerah
sekitarnya akan mengeras dan mulai sembuh. Gejala tersebut akan terjadi dalam
selama 3-4 minggu. Pada sebagian kecil kasus, ruam tidak muncul tetapi
hanya ada rasa sakit.
Diperkirakan
terdapat antara 1,3-5 per 1000 orang per tahun. Lebih dari 2/3 kasus berusia di
atas 50 tahun dan kurang dari 10% kasus berusia di bawah 20 tahun.
Triad Epidemiologi
1. Agent
Virus Varisela Zoster (VVZ), tergolong
virus berinti DNA termasuk subfamili Alfa Herpes Viridae.
2. Host
Herpes zoster sering
dijumpai pada orang dewasa, jarang terjadi pada anak-anak. Walaupun herpes
zoster sering dijumpai pada orang dewasa, namun herpes zoster dapat juga
terjadi pada bayi yang baru lahir apabila ibunya menderita herpes zoster pada
masa kehamilan. Dari hasil penelitian, ditemukan sekitar 3% herpes zoster pada
anak, biasanya ditemukan pada anak-anak yang immunokompromis dan menderita
penyakit keganasan.
3. Environment
Pada
herpes zoster, seperti yang terjadi pada penyakit cacar (chickenpox), proses
penularan bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan ke
atas gelembung/lepuh yang pecah.
Mekanisme Penularan
Herpes
zoster ditularkan antarmanusia melalui kontak langsung. Proses penularan
bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan ke atas
gelembung/lepuh yang pecah. Herpes Zoster juga ditularkan dengan transmisi melalui pernapasan sehingga virus tersebut
dapat menjadi epidemik di antara inang yang rentan. Setelah seseorang menderita
cacar air meskipun sembuh VVZ tidak 100% hilang dari tubuh, virus
varicella-zoster akan menetap dalam kondisi dorman (tidak aktif atau laten)
pada satu atau lebih ganglia (pusat saraf) posterior. Apabila seseorang
mengalami penurunan imunitas seluler maka virus tersebut dapat aktif kembali
dan menyebar melalui saraf tepi ke kulit sehingga menimbulkan penyakit herpes
zoster.
Bagi seseorang yang belum pernah
mengalami cacar air, apabila terserang virus varicella-zoster maka tidak langsung
mengalami penyakit herpes zoster akan tetapi mengalami cacar air terlebih
0 komentar:
Post a Comment