JANTUNG KORONER
Penyakit
jantung koroner disebabkan oleh lapisan lemak atau kolesterol di dinding nadi
yang menyumbat pembuluh darah. Akibat dari penyumbatan oleh lapisan lemak dan
kolesterol ini adalah terganggunya proses suplai darah dari dan ke jantung.
Ketika darah tersumbat akibat lapisan lemak maka inilah yang disebut serangan jantung. Lapisan lemak dan kolesterol di dinding nadi diakibatkan oleh kecanduan rokok, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
Ketika darah tersumbat akibat lapisan lemak maka inilah yang disebut serangan jantung. Lapisan lemak dan kolesterol di dinding nadi diakibatkan oleh kecanduan rokok, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
Asal muasal terjadinya penyakit
jantung koroner berawal dari kerusakan yang terjadi pada bagian dalam dinding
pembuluh darah koroner yang sangat dibutuhkan otot-oto jantung demi kelangsungan
hidupnya sendiri dalam rangka mendukung kehidupan organ-organ tubuh lainnya. Gejala
penyakit jantung koroner ini disebabkan karena kulitas yang buruk dari dinding
bagian pembuluh koroner akibat dari beberapa faktor yang sudah berlangsung
lama.
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
merupakan salah satu bentuk utama penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung dan
pembuluh darah), menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. PJK ini
bukanlah penyakit menular tetapi dapat 'ditularkan'. Penularan tersebut adalah
melalui suatu bentuk 'penularan sosial' yang berkaitan dengan gaya hidup (life
style) masyarakat. Karena itu, penyakit ini berarti berkaitan dengan keadaan
sosial ekonomi masyarakat.
Penyakit jantung koroner bukan
disebabkan oleh virus ataupun mikroorganisme lainnya, tetapi dapat menyerang
orang banyak. Penyakit jantung koroner dapat menyerang banyak orang, hanya saja
masih bersifat selektif. ada beberapa kelompok atau karakteristik tersendiri
dari orang-orang yang sering diserang penyakit jantung koroner. Arus
modernisasi yang disusul dengan perubahan gaya hidup dapat dianggap sebagai
'kuman' pembawa penyakit ini.
Penyakit jantung koroner cukup
berbahaya tetapi dapat dicegah. Walaupun penyakit ini sering terjadi, banyak
ditemukan, dan memberikan kematian mendadak, namun sebenarnya penyakit ini
dapat dicegah. Diperlukan upaya-upaya tersendiri maupun secara bersama-sama
untuk mencegah penyakit ini.
KONSEP
TIMBULNYA PENYAKIT JANTUNG KORONER
Konsep Web Causation :
Konsep web causation atau konsep jarring
sebab-akibat adalah konsep timbulnya penyakit yang dipengaruhi oleh banyak
faktor yang saling berkaitan atau mempengaruhi satu sama lain. Banyaknya faktor
yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung coroner akan saya jelaskan
pada gambar di bawah ini :
![]() |
|||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT JANTUNG
KORONER
FASE KERENTANAN
Pada tahap ini terjadi proses
etiologic,dimana factor penyebab pertama untuk pertama kalinya bertemu dengan
pejamu. Faktor penyebab pertama belum menimbulkan penyakit, tetapi telah
meletakkan dasar-dasar bagi berkembangnya penyakit. Hal ini berarti merupakan
factor resiko.
Dalam
penyakit jantung koroner yang menjadi fase kerentanan antara lain:
a.
Kolesterol LDL yang tinggi
b.
Pengidap diabetes lama yang sudah berkomplikasi
ke arah koroner jantung
c.
Pria mempunyai mempunyai resiko lebih
tinggi daripada wanita
d.
Usia lanjut mempunyai resiko untuk
terkena penyakit jantung
e. Tingkat sosial ekonomi yang tinggi mempunyai
resiko terkena penyakit jantung koroner. Karena orang dengan sosial ekonomi
tinggi mempunya kecenderungan untuk terjadinya perubahan pola konsumsi makan dengan
kadar kolesterol tinggi.
f.
Tekanan darah tinggi (hypertensi).
Tekanan darah tinggi secara terus menerus akan menimbulkan kerusakan dinding
pembuluh darah arteri secara perlahan-lahan. Apabila kerusakan itu diperparah
dengan endapan lemk/kolesterol yang akan menimbulkan penyempitan rongga
pembuluh darah, dan hal ini juga dapat terjadi pada arteri koroner.
g.
Rokok. Peranan rokok terhadap penyakit
jantung koroner dapat timbul dalam beberapa cara, diantaranya:
- Karbon
monoksida (CO) yang terkandung di dalam asap rokok lebih kuat menarik atau
menyerap oksigen dibandingkan sel darah merah dengan haemoglobinnya sehingga
menurunkan kapasitas darah merah tersebut untuk membawa oksigen ke jaringan
termasuk jantung.
- Perokok
memiliki kadar kolesterol HDL yang lebih rendah, berarti pelindung terhadap
penyakit jantung koroner menurun.
- Merokok dapat
menyembunyikan angina, yaitu sakit dada yang merupakan tanda terhadap adanya
sakit jantung. Tanpa adanya gejala itu, penderita tidak akan sadar penyakit
berbahaya yang sedang menyerangnya.
h. Obesitas, kurangnya aktivitas fisik juga
menjadi pemicu terjadinya penyakit jantung koroner.
FASE
PRE-SYMTOMATYC
Pada tahap ini belum terjadi gangguan
fungsi organ dan belum menunjukkan
gejala. Terjadi perubahan anatomi dan histology. Pada penyakit jantung koroner terjadi aterosklerotik pada pembuluh darah koroner yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.Fase ini sulit untuk didiagnosa secara klinis.
gejala. Terjadi perubahan anatomi dan histology. Pada penyakit jantung koroner terjadi aterosklerotik pada pembuluh darah koroner yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.Fase ini sulit untuk didiagnosa secara klinis.
FASE KLINIS PENYAKIT
Merupakan kondisi ketika telah terjadi
perubahan fungsi organ yang terkena dan menimbulkan gejala. Penderita jantung
koroner yang mengalami penyumbatan arteri koroner akan kekurangan aliran darah
ke otot jantung yang artinya otot-otot jantung tidak mendapat nutrisi dan
oksigen sehingga timbulah suatu keadaan yang dikenal sebagai iskemik
(ischemia). Dinding arteri koroner yang mengandung serabut-serabut otot polos,
oleh suatu sebab dapat berkerut (spasme) dengan akibat menyempitnya pembuluh
darah secara tiba-tiba, sehingga penderita merasakan nyeri dada, bahkan sampai
terjadi serangan jantung mendadak.
Manifestasi gejala yang timbul dapat
berupa angina pectoris (biasanya timbul karena adanya kekurangan suplai oksigen
ke otot jantung pada saat aktivitas ataupun dalam keadaan istirahat) dengan
sakit yang khas yaitu sesak nafas di tengah dada yang dapat menyebar sampai
leher dan rahang, pundak kiri atau kanan dan lengan bahkan sampai terasa tembus
ke punggung, kadang-kadang juga dirasakan seperti “sulit bernafas”. Serangan
gejala nyeri dada semakin hari semakin berlangsung lama. Nyeri dada yang
semakin hari semakin lama mencerminkan sumbatan koroner makin menebal dan
sumbatan koroner semakin menutup penampang pipa pembuluh yang berarti pasokan
oksigen buat otot jantung yang dilayani makin tipis.
Kondisi lainnya dikenal dengan acute
myocard infarct (AMI) yaitu rusaknya otot jantung akibat penyumbatan arteri
secara total yang disebabkan pecahnya plak lemak atherosclerosis pada arteri
koroner secara tiba-tiba dan akan menimbulkn gejala sakit dada yang hebat,
nafas pendek dan seringkali penderita akan kehilangan kesadaran sesaat.
FASE AKHIR PENYAKIT
Penyakit jantung koroner timbul akibat
timbunan lemak atau karang yang disebut atheroma, terjadi di dalam dinding
arteri pemasok darah beroksigen ke jantung dan menyempit hingga aliran darah
terganggu. Penyakit jantung koroner dapat menyebabkan nyeri dada. Dapat muncul
saat bekerja berat atau ketegangan emosi, saat jantung membutuhkan oksigen tapi
tidak dapat terpenuhi karena menyempitnya arteri koroner. Namun banyak pengidap
jantung koroner yang tidak mengalami gejala apa-apa. Mereka sering menyadarinya
setelah mengalami serangan jantung, yang terjadi ketika penggumpalan darah
(atheroma) menyumbat arteri dan memutuskan suplai darah ke jantung.
Pada pembuluh darah orang modern sudah
terbentuk “karat lemak” (akibat dari lemak darah/kolesterol yang dibiarkan
tinggi untuk waktu yang lama) sejak usia remaja. Tanpa mengontrol lemak darah
dengan obat dan diet, diperkirakan hanya perlu waktu sepuluh tahun untuk
menjadikan pipa pembuluh koroner menjadi tersumbat total.
Hal –hal tersebut yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya cardiac arrest yang bisa menyebabkan kematian mendadak.
Hal –hal tersebut yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya cardiac arrest yang bisa menyebabkan kematian mendadak.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||
![]() |
|
![]() |
|||||||||||||||||
![]() |
![]() |
|
|||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||
|
![]() |
|
![]() |
||||||||||||||||
|
![]() |
|
|
||||||||||||||||
![]() |
|
|
![]() |
||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||
|
![]() |
||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||
![]() |
|
![]() |
|
||||||||||||||||
|
![]() |
|
|
||||||||||||||||
![]() |
|
![]() |
|||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||
![]() |
![]() |
![]()
Reaksi Host
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||
PRE-PATOGENESI
|
PATOGENESIS
|
||||||||||||||||||
RIWAYAT
ALAMIAH PENYAKIT JANTUNG KORONER
5 TAHAP PENCEGAHAN PENYAKIT JANTUNG
KORONER
1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Pada tahap pencegahan ini, dilakukan pada saat
masih sehat.Tidak hanya untuk mengantisipasi penyakikit aterosklerosis saja
tetapi juga penyakit-penyakit yang lain.Karena upaya ini bertujuan agar kondisi
kesehatan tetep terjaga. Promosi kesehatan yang dilakukan adalah memberi
penyuluhan tentang pengetahuan kesehatan khususnya penyakit jantung koroner,
olahraga secara teratur, menyeimbangkan asupan gizi dalam tubuh, melakukan
pemeriksaan secara berkala, dan pegetahuan secara genetis tentang riwayat
penyakit.
2. Specific Protection (Perlindungan Khusus)
Bagi yang beresiko tinggi terhadap penyakit
jantung diharapkan untuk bisa menghindari hal-hal yang bisa meninggalakan
kebiasaan-kebiasaan seperti merokok, tidak mengkonsumsi alcohol, menjaga kadar
kolesterol, tekanan darah dan diabetes di bawah kontol dengan sering
berkonsultasi dengan dokter.
3. Early Diagnosis and Prompt treatment (Diagnosis dan Pengobatan segera)
Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis
mungkin tidak akan terdiagnosis. Komplikasi yang terjadi adalah, terdengarnya bruit
(suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan
petunjuk dari aterosklerosis. Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa
berkurang.
Pada tahap ini menemukan penderita dilakukan
dengan melakukan survey pada kelompok beresiko dan melakukan pelaporan. Dalam
survey yang dilakukan dapat melakukan pemeriksaan untuk memdiagnosis penderita.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis yaitu :
· ABI (ankle-brachial
index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan.
· Pemeriksaan Doppler
di daerah yang terkena.
· Skening ultrasonik
Duplex.
· CT scan di daerah yang
terkena.
· Arteriografi
resonansi magnetik.
· Arteriografi di daerah yang
terkena.
· IVUS (intravascular
ultrasound).
Pengobatan bisa
dilakukan dengan memberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan
kolesterol dalam darah (contohnya colestyramine, kolestipol, asam nikotinat,
gemfibrozil, probukol, lovastatin). Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau
anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah.
4. Disability Limitation (Pembatasan Disabilitas)
Jika terdapat gejala yang akut, sumbatan akut
yang mengancam kemampuan otot dan jaringan kulit untuk berkontraksi atau salah
satu organ sudah tidak dapat berfungsi sempurna, mungkin dapat dilakukan
pengobatan selanjutnya.Seperti:
· pembedahan Angioplasti balon dilakukan untuk
meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak.
· Enarterektomi merupakan suatu untuk mengangkat endapan.
· Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat
invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk
membuat jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.
· Thrombolytic. Jika arteri tersumbat oleh adanya gumpalan
darah, biasanya diberi obat untuk melarutkan gumpalan ke dalam arteri sampai
gumpalan itu kembali normal.
· Penggunaan Angiography. Dengan cara memasukkan catheter kecil ke dalam
arteri dan di celup, dan kemudian sumbatan tersebut di tolong dengan sinar X.
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Rehabilitasi pengobatan yang spesifik
ditentukan berdasarkan :
·
Usia, kesehatan secara menyeluruh dan riwayat
kesehatan.
·
Perluasan dari penyakit tersebut
·
Daerah yang mengalami sumbatan
·
Tanda-tanda dan gejala-gejala yang dialami
pasien
·
Riwayat kesehatahan dan pengobatanan seseorang
terkait dengan sensivitasnya terhadap terapi&prosedur pengobatan yang
pernah dialami
·
Arah yang di harapkan untuk penyakit ini ke
depannya.
·
Pendapat atau pilihan.
Rehabilitasi yang
dilakukan adalah penerapan perilaku sehat dalam keseharian seperti menghindari
konsumsi alcohol dan rokok serta olahraga secara teratur, asupan gizi yang
sesuai, menghindari makanan-makanan yang tinggi kolesterol, pemeriksaan secara
berkala, dan psikoterapi untuk mengendalikan.
any comment or for more information lets talk via e-mail or google+ :)
Udha mulai sakit dada begitu lebih baik makan omega 3 plus nature epa. Banyak saudara saya yang tertolong
ReplyDelete